Belut bisa dijajakan lebih mudah Warga di Kabupaten Lampung Timur mulai meminati budi daya belut, karena cara pembudidayaanya yang mudah dan harganya yang relatif stabil di daerah itu. "Membudidayakan belut tidak terlalu sulit, karena media yang digunakan untuk membesarkan belut mudah didapat di alam sekitar. Selain itu, pakan bisa diproses sendiri," kata seorang warga, Joni (34), di Kecamatan Batanghari, Lampung Timur, Senin I(22/2/2010). Menurut dia, belut juga sudah ada yang menampung, juga bisa dijual sendiri ke sejumlah warung makan yang ada di wilayah Lampung Timur dan Kota Metro. "Para penampung, biasanya akan memasok belut ke pulau Jawa, dengan begitu kami tidak kesulitan harus kemana menjualnya," terangnya. Dia menjelaskan, belut merupakan salah satu menu andalan yang disajikan oleh warung makan setempat, karena rasanya yang disukai para pelanggan warung makan tersebut. Seorang warga lain, Zakir (46), Warga di Kecamatan Pekalongan, yang mengatakan bahwa belut sangat membantu warga yang ingin mencari tambahan penghasilan, karena tempat yang digunakan tidak harus luas. "Media pembudidayaan belut bisa menggunakan kolam karpet, kolam semen, dan tong yang dibuat secara khusus sehingga tidak harus membutuhkan tempat yang luas," katanya. Menurut dia, harga belut di pasaran tergolong tinggi, sehingga apabila warga membudidayakan secara serius, dapat berpeluang menjadi usaha andalan dan meningkatkan perekonomian warga di daerah itu. Adapun harga belut saat ini berkisar antara Rp 20.000 - Rp 25.000 per kilogramnya, yang bergantung jenis dan kualitas belut tersebut. "Harga belut di beberapa pasar tradisional cenderung stabil dan masih tetap tinggi, karena rasanya lebih enak dari ikan, maka banyak konsumen yang meminatinya," katanya.
No comments:
Post a Comment