Seorang remaja anggota pemandu sorak di Inggris terpaksa harus mengamputasi kakinya setelah sang dokter menolak memeriksa rasa sakit di bagian lututnya, meski ia sudah beberapa kali datang.Shannon Corr (15) berulang kali mengunjungi dokter selama lebih dari dua bulan untuk memeriksakan sakit di lutut bagian kanannya dan tulang kering yang membuatnya sulit untuk berjalan. Tapi dokter mengatakan ia menderita rasa sakit biasa dan menyuruhnya pulang dan beristirahat.Setelah dokter Shannon menolak untuk merujuknya ke rumah sakit, ibunya Jeannetta Swift (44) membawanya ke sebuah rumah sakit lain dan berpura-pura denganmengatakan dia telah jatuh sehingga harus mendapatkan pemeriksaan.Dokter baru itu melakukan diagnosa dan menemukan ada masalah. Kanker telah menyebar ke jaringan lunak kaki Shannon dan ahli bedah terpaksa mengamputasi.Hancur sudah hati Shannon. Ia mengecam dokter yang menolak memeriksanya saat ia pertama kali mengeluhkan hal itu kepada dokter. Ia menganggap sang dokter itu telah merampok kesempatan dari dirinya untuk menyelamatkan kakinya.Dia mengatakman, seandainya dokter pertama segera menangani penyakitnya tentu ia tidak harus diamputasi."Saya ingin orang tahu bahwa mereka perlu mendorong dokter aar memberikan perlakuan yang mereka butuhkan untuk mencegah hal ini terjadi pada orang lain," katanya."Rasa sakit itu begitu buruk, itu mengerikan. Tapi dokter hanya berpikir bahwa aku adalah seorang gadis remaja yang mengeluh dan aku bahkan mulai berpikir rasa sakit itu masuk ke kepalaku.""Jika saja mereka membawa aku lebih cepat mungkin hal ini tidak terjadi."Mulai SakitShanon mulai mengalami rasa sakit pada Juni tahun lalu saat ia berusia 14. Awalnya, ia mengira telah mengalami cedera usai menari dalam latihan reguler. Ia pun pergi ke dokter umum di akhir bulan Juli dan diberitahu bahwa ia mengalami penyakit Osgood-Schlatter,yakni sebuah kondisi di mana lutut sering sakit. Ini sering terjadi pada remaja laki-laki yang bermain olahraga seperti sepak bola.Pada tiga kunjungan ke dokter berikutnya, dia diberitahu bahwa ia masih mengalami sakit itu dan disarankan untuk istirahat. Shannon melihat empat dokter yang berbeda di New Queen Street Bedah di Whittlesey, dekat Peterborough.Shannon kembali ke sekolah pada bulan September tetapi nyaris tak bisa berjalan dan menghabiskan berjam-jam dalam air panas setiap malam untuk mencoba mengurangi rasa sakit.Pada 25 September ia dirujuk ke spesialis tulang di pusat di Rumah Sakit Stanmore, Middlesex. Ia didiagnosis menderita osteosarcoma harus tinggal di rumah sakit selama satu bulan di mana ia mulai menjalani kemoterapi.Para dokter memperingatkan bahwa dia bisa kehilangan kakinya dan pada tanggal 21 Desember mereka menyampaikan kabar kepada orang tuanya, bahwa kaki kanannya harus diamputasi."Aku menangis pertama kali ketika melihat kakiku, tapi aku berdoa bahwa aku akan menjadi kuat. Aku tidak mau kehilangan kaki ini, tapi pada akhirnya aku menyadari bahwa itu adalah apa yang harus saya lakukan untuk bertahan hidup.""Aku ingin sekali kembali ke berdansa satu hari tetapi aku tahu itu tidak akan mudah."Ibunya, seorang penata rambut, percaya kanker menyebar ke jaringan lunak pada bulan Agustus, ketika rasa sakit mulai memburuk. Jika kanker tidak menyebar ke tulangnya, Shannon bisa menjalani operasi sehingga kakinya bisa terselamatkan.
No comments:
Post a Comment