LSM lingkungan, Greenpeace mengeluarkan tudingan baru terhadap perusakan hutan hujan tropis oleh perusahaan sawit dan pabrik kertas dan pulp yang dikelola oleh Sinar Mas. Greenpeace menuduh sejumlah perusahaan internasional terlibat dalam menghancurkan hutan Indonesia. LSM lingkungan internasional tersebut menilai Walmart, Tesco, Carrefour dan perusahaan internasional lainnya telah membeli produk pulp dan kertas dari produsen Indonesia yang merusak hutan. Dalam laporan terbaru, Greenpeace menyebutkan Asia Pulp APP terus melakukan penghancuran terhadap hutan hujan tropis dan hutan gambut untuk memenuhi kebutuhan dua pabrik bubur kertasGreenpeaceDalam laporan Greenpeace berjudul 'How Sinar Mas is Pulping the Planet' yang diluncurkan pada hari ini (6/07), mereka menyebutkan perusahaan tersebut tidak berniat untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan dari kayu milik mereka sendiri sejak tahun 2009."Laporan ini merupakan hasil analisis dari kajian yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan juga berdasar pada peta dan data milik Sinar Mas, selain penyelidikan lapangan yang juga menunjukan APP terus melakukan penghancuran terhadap hutan hujan tropis dan hutan gambut untuk memenuhi kebutuhan dua pabrik bubur kertas mereka yang ada di Sumatra," kata salah satu bagian dalam laporan yang dikeluarkan oleh Greenpeace hari ini.Laporan yang disampaikan Greenpeace juga menyebutkan bahwa dua pabrik pengolahan bubur kertas milik APP itu terus memperluas kapasitas produksinya dari 2,6 juta ton pada tahun 2006, mereka berusaha meningkatkan kapasitas produksinya hingga 17,5 juta ton pertahun.Tidak berdasarDikutip dari Reuters, juru bicara APP, Aida Greenbury mengatakan mereka tidak mempunyai rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya seperti yang disebutkan oleh Greenpeace."Untuk meningkatkan produksi hingga 17 juta ton setidaknya dibutuhkan 8 juta hektar lahan lagi dan ini sangat konyol," katanya.Dalam laporannya Greenpeace juga menyebut Sinar Mas berusaha untuk memperluas lahan dengan pembabatan hutan yang menjadi habitat Harimau Sumatra, salah satu hewan yang dilndungi oleh pemerintah.Namun dalam pernyataannya perusahaan pengelolaan minyak sawit PT Smart.tbk mengatakan mereka tidak membuka perkebunan sawit di kawasan hutan alam primer, hutan gambut dan juga tidak melakukan konversi lahan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.Presiden Direktur Smart, Daud Darsono dalam rilis yang dikeluarkan oleh perusahaan itu meminta para pengguna produk mereka untuk menunggu hasil kajian dalam pertemuan sidang penanaman sawit berkelanjutan (RSPO) - pertemuan yang menghadirkan perusahaan sawit, pengguna dan kelompok lingkungan - untuk membuktikan tuduhan yang diajukan oleh Greenpeace.Pertemuan tersebut rencananya akan digelar pada bulan ini
No comments:
Post a Comment