Sebagian populasi terbesar di Madagaskar adalah campuran dari Asia dan Afrika. Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa pulau ini tidak berpenghuni sampai pelaut-pelaut dari Indonesia (dipercaya dari Borneo/Kalimantan, Sulawesi, dan kemungkinan Sumatra) tiba di abad pertama, mungkin melalui selatan India dan Afrika Timur, di mana mereka memperoleh Isteri dan budak-budak Afrika. Migrasi yang sering antara orang Asia dan Afrika menghasilkan keturunan-keturunan campuran asli antara keduanya dan timbul 18 kelompok suku yang terpisah. Merina adalah salah satu dari 18 kelompok etnik Madagaskar (Encyclopaedia of the Third World 1992, 1162; Pitsh Sept. 1999). Berasal dari Indonesia, orang Merina membentuk sekitar 26 persen dari total penduduk.Inilah sebabnya mengapa orang Malagasy (Madagaskar) tidak sepenuhnya mirip dengan orang-orang Afrika lainnyaOrang-orang Malagasy:orang Malagasy:Di awal tahun 1790, pemerintah Merina (orang-orang Melayu) berhasil dalam membangun hegemoni atas bagian utama dari pulau itu, termasuk pantai. Orang-orang Merina membentuk Kerajaan Imerina dimana di seluruh pulau berada di bawah satu bahasa yakni Malayo-Polynesia yang disebut Malagasi. Keluarga bahasa yang paling dekat adalah Ma'anyan yaitu Bahasa di Pulau Borneo/Kalimantan.Perhatikan kemiripan sawah berundak di Indonesia dan Madagaskar:di Indonesia:di Madagaskar:Warna merah dan putih di bendera Madagaskar juga dipercaya diambil dari bendera Majapahit:Madagaskar:Majapahit:dan untuk menghargainya mereka pun membuat situshttp://
users.cwnet.com/zaikabe/merina/yang dijelaskan bahwasitus ini dikhususkan bagi Bangsa Merina dari Madagaskar, dan orang-orang NUSANTARA (Malayo-Indonesian)Hebat juga ya gan, orang Indonesia mampu menemukan pulau tak berpenghuni beribu-ribu kilometer jauhnya
wah keren nih....
ReplyDeletehttp://irfan-lh.blogspot.com/