Misteri Kereta Parahyangan. Operasional Kereta Parahyangan pada tanggal 27 April 2010 akan memasuki masa pensiun, namun, banyak kisah menarik yang tersisa mengikuti perjalanan moda transportasi kesayangan warga tanah Priangan tersebut yang tak bosan memberikan jasanya hampir kurang lebih 40 tahun.Salah satunya kisah mistis dibalik beroperasinya kereta api tersebut. Menurut paranormal Ki Joko Bodo, PT. Kereta Api Indonesia(KAI) memberhentikan operasionalKereta Parahyanganlantaran usia-usia gerbong yang sudah tua dan dianggap keramat.Di samping itu, angkutan massal yang pada zaman Belanda disebut "Vlugge Vier" tersebut diyakini Ki Joko Bodo banyak penunggunya dari bangsa makhluk halus atau jin. Menurut penerawangannya, penghuni alam gaib yang 'setia' menunggu kereta api tersebut adalah sebangsa kuntilanak.Salah satu penyebabnya adalah sepinya jumlah penumpang yang menggunakan jasa KA Parahyangan, terlebih lagi jikalau malam hari, Ki Joko Bodo menjelaskan penampakan memang paling banyak ditemui saat matahari sudah terbenam dan hari mulai gelap. "Kalau saya lihat itu jumlah penumpang kereta itu sedikit banyak kursi yang kosong, banyak makhluk halus sejenis kuntilanak yang duduk disitu, apalagi kalau saya lihat malam hari, " Menurut Ki JokoOleh karena itu paranormal berambut gondrong tersebut menyarankan kepada pihak PT. KAI untuk segera memandikan kereta Parahyangan agar nantinya setelah dimuseumkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap kereta penggantinya. "Parahyangan itu kereta mistis, harus diritualkan terlebih dahulu sebelum dimuseumkan atau dikandangkan. Caranya dengan memandikan kereta dengan air kembang, " tandasnya.Peristiwa-peristiwa gaib yang pernah terjadi sehubungan dengan kereta api memang sering terjadi, Ki Joko Bodo memandang hal itu sebagai akibat banyaknya gerbong-gerbong tua yang masih tetap dipergunakan membawa penumpang. Seperti misalnya pada kasus kereta api listrik yang tiba-tiba berjalan sendiri tanpa dikendalikan oleh masinis di Stasiun Manggarai.KA Parahyangan sendiri lahir pada pertengahan abad 19, saat itu Bandung masih berupa desa terpencil di pedalaman Tatar Sunda Parahyangan.Padahal kawasan itu adalah penghasil kina dan teh. Transportasi menuju kawasan Bandung yang berkelok-kelok, begitu sulit ditempuh.Akan tetapi dengan dimulainya pembangunan jalur kereta api di Semarang pada 10 Agustus 1867, maka jalur kereta api Batavia-Parahyangan pun ikut dibangun, yaitu pada 16 Mei 1884.Khususnya untuk mengangkut barang.Sepuluh tahun kemudian, dibangun pula jalur kereta api Jakarta-Surabaya melalui Bandung. Jalur Jakarta-Bandung menjadi favorit warga Belanda karena pemandangan alam dan hawa yang sejuk. Dari sekadar kota persinggahan, Bandung jadi kota tujuan wisata bahkan tempat tinggal.Karena menjadi jalur favorit warga Belanda, kereta api yang mengangkut para noni, tuan, mevrouw, dan meneer, pun menggunakan loko uap C28 yang pada saat itu menjadi lokomotif tercepat dengan kecepatan 90 km/jam.Pemerintah kolonial mengoperasikan KA Vlugge Vier, yang adalah kereta ekspres Jakarta-Bandung dan sungguh elit di zaman itu. Vlugge Vier sekelas dengan Eendasche Express.Jika Vlugge Vier kemudian menjadi Parahijangan dan kemudian KA Parahyangan, maka Eendashce Express menjadi KA Bima. Nama Parahijangan berubah menjadi KA Parahyangan di awal 1970-an
No comments:
Post a Comment