Membeli dan membiayai sebuah pesawat terbang versi militer pasti membutuhkan biaya yang sangat besar. Pesawat seperti ini biasanya dilengkapi dengan peralatan dan teknologi yang jarang terdapat pada pesawat terbang konvensional. Meskipun secara komersial akan sangat tidak menguntungkan, tapi banyak negara yang dengan senang hati mengeluarkan banyak biaya untuk pembelian pesawat militer untuk tujuan strategi pertahanan. Lalu, pesawat militer apa yang memiliki harga paling mahal? Ternyata gelar sebagai pesawat militer dengan harga paling mahal dipegang oleh pesawat pembom B-2 Spirit. Dan duduk pada peringkat ke-10 adalah jet tempur F/A18 Hornet. Ini menurut versi situs Time. Peringkat lengkap untuk 10 pesawat militer termahal dapat dibaca dibawah ini. B-2 Spirit: US$.2,4 miliar Kongres AS menilai harga pesawat pembom ini sangat mahal sehingga pembelian yang semula direncanakan 132 unit menjadi hanya 21 unit pembom B-2 Spirit saja. Pada tahun 2008, sebuah B-2 Spirit telah jatuh, sehingga kini jumlahnya tinggal 20 unit. Harga yang sangat mahal ini memang sesuai dengan kemampuan dan keunggulan pesawat. B-2 Spirit dikabarkan sulit dideteksi melalui inframerah, akustik, elektromagnetik, visual, maupun radar. Kemampuan siluman membuat pesawat pembom ini mampu menyerang sasaran-saran musuh tanpa khawatir akan mendapat serangan balasan. Pertama kali dioperasikan pada tahun 1993, dan sudah pernah dikerahkan ke Irak dan Afghanistan. F-22 Raptor: US$.350 juta Pertama kali dirancang pada saat perang dingin sedang berkecamuk dengan tujuan untuk menyaingi prototipe pesawat tempur sejenis milik Sovyet yang ternyata belum pernah jadi dibuat. Menurut pihak Lockheed Martin, F-22 Raptor disebut sebagai pesawat tempur terbaik di dunia secara keseluruhan, dan tentu saja pesawat tempur yang paling mahal harganya. Pesawat ini mampu menembak jatuh musuh dengan rudal jelajah, sanggup terbang jarak jauh dengan kecepatan supersonik dan mampu menghindari hampir semua jenis radar. Proyek pengembangan dan pembuatan jet tempur F-22 Raptor ini telah melibatkan 25.000 orang di Amerika. C17A Globemater III: US$.328 juta Pesawat terbang transportasi militer ini digunakan untuk memindahkan pasukan ke zona perang, melakukan evakuasi medis, pengangkutan amunisi dan perbekalan lainnya. Ada 190 unit pesawat angkut C17A Globemater III yang dimiliki AS. Pesawat terbang ini digerakkan oleh empat unit mesin turbofan (dari jenis yang sama yang digunakan pada mesin Boeing 757) dan bisa menurunkan 102 orang pasukan terjun payung sekaligus. Dioperasikan sejak tahun 1993, dan telah digunakan untuk mengirimkan pasukan dan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan dan Irak. P-8A Poseidon: US$.290 juta Pesawat ini merupakan versi militer dari jet Boeing 737 yang masih dalam tahap pengembangan dan akan digunakan oleh Angkatan Laut AS untuk melakukan perang anti kapal selam dan kegiatan penumpulan informasi intelijen. Pesawat P-8A Poseidon dapat membawa torpedo, rudal, dan persenjataan lainnya. P-8A Poseidon diharapkan sudah dapat dioperasikan oleh Angkatan Laut AS pada tahun 2013 yang akan datang. VH-71 Kestrel: US$.241 juta Proyek helikopter berteknologi ini dimaksudkan untuk menggantikan armada helikopter militer kepresidenan yang dianggap sudah tua. Pemakaian anggara untuk proyek VH-71 Kestrel sudah mencapai 50% saat Barack Obama mulai menjabat sebagai presiden. Setelah pelantikannya, Obama segera mengajukan memo pemangkasan anggaran untuk proyek helikopter ini. Namun pada tanggal 22 Juli parlemen dan Komite Alokasi justru dengan suara bulat menyetujui pengucuran anggaran senilai US$.485 juta untuk membiayai proyek helikopter VH-71 Kestrel. E-2D Advanced Hawkeye: US$.232 juta Proyek pesawat ini menjadi sebuah langkah besar ke depan untuk operasional pengawasan dan pengintaian. Radar canggih terbaru pada pesawat E-2D Advanced Hawkeye mampu meningkatkan kemampuan dalam pengawasan teritorial hingga pada angka 300%. Namun, meskipun proses pengembangan pesawat sudah dijalankan dan dua versi tes telah diserahkan kepada Angkatan Laut AS, pemotongan yang terjadi pada anggaran proyek bisa menyebabkan operasional resmi pesawat E-2D Advanced Hawkeye ini bakal tertunda setidakny akan menjadi satu tahun lebih lama dari yang direncanakan semula. F-35 Lightning II: US$.122 juta Pada tahun 2001, Lockheed Martin memperoleh kesepakatan untuk pembuatan jet tempur siluman ini. Proyek ini merupakan kontrak militer terbesar yang pernah didapatkannya. Pesawat F-35 Lightning II dibuat untuk menggantikan pesawat-pesawat tempur yang sudah tua. Jet tempur siluman ini dikembangkan sebagai bagian dari Program Joint Strike Fighter antara AS dan sekutunya. Tapi program ini dikritik sebagai program yang tidak memiliki pangamanan optimal terlebih pada tahun 2007 hingga 2008, para peretas telah menyusupkan sekitar 7,5 juta baris kode ke jaringan komputer pendukung program Joint Strike Fighter. Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa pihak lawan bisa menyalin desain F-35 dan memanfaatkan kelemahannya. Pada bulan April 2009, Lockheed Martin mengatakan, pihaknya tidak yakin program tersebut telah dikompromikan. V-22 Osprey: US$.118 juta Tiltrotor pada V-22 Osprey membuat pesawat ini mampu melakukan lepas landas dan pendaratan seperti layaknya sebuah helikopter, tapi juga bisa terbang lebih cepat dan lebih jauh seperti pesawat bersayap tetap. Pertama kali digunakan dalam pertempuran di Irak pada tahun 2007. Produk pesawat V-22 Osprey memiliki masalah pada desain dan konstruksi dan pesawat ini telah merengut nyawa 30 pasukan marinir dan warga sipil. Namun, karena jangkauan dan fleksibilitas, Korps Marinir berencana untuk menggunakan satu skuadron V-22s ke Afghanistan pada akhir tahun. EA-18G Growler: US$.102 juta Pesawat EA-18G Growler merupakan versi ringan dari pesawat jet tempur F/A-18 yang telah diperbarui untuk tujuan perang elektronik. Pesawat jet tempur EA-18G Growler saat ini sedang dioperasikan oleh Angkatan Laut AS. Kemampuan EA-18G Growler tidak hanya bisa mencari dan mengganggu radar anti pesawat, tapi juga mampu melumpuhkan sistem komunikasi pihak lawan. F/A-18 Hornet: US$.94 juta Pertama kali dioperasikan pada dasawarsa 1980an. Kabarnya F/A-18 Hornet merupakan jet tempur dengan mesin ganda yang dimiliki AS. Jet tempur ini mampu menyerang target yang berada di udara maupun di darat. Kemampuan manuver yang cukup baik dari F/A-18 Hornet telah ditunjukkan dalam Operasi Badai Gurun, dan pesawat ini telah menjadi andalan tim aerobatik skuadron Blue Angel dari Angkatan Laut AS. Negara-negara lain yang menjadi pengguna F/A-18 Hornet antara lain Kanada, Australia, Finlandia, Kuwait, Malaysia, Spanyol dan Swiss.
No comments:
Post a Comment