04 August 2011

Dimanakah Allah ? – Ini Jawaban Al-Imaam Maalik Bi n Anas Rahimahullah

Permasalahan 'dimanakah Allah' adalah permasalahan krusial yang di jaman dulu para imam kita dari kalangan salaf mudah menjawabnya dengan jawaban sederhana, namun menjadi susah oleh generasi setelahnya. Generasikhalaf, terutama yang berafiliasi dengan kelompok Asyaa'irah, membuat aneka jawaban yang susah untuk dimengerti, mempersulit diri sendiri. Dulu, ketika Nabishallallaahu 'alaihi wa sallambertanya kepada seorang budak wanita 'dimanakah Allah', dengan mudah dijawab : 'Di atas langit'. Beliaushallallaahu 'alaihi wa sallampun membenarkannya.[1]Tidak terkecuali Imam Daaril-Hijrah, Maalik bin Anasrahimahullah. Beliau pun – sebagaimana salaf beliau dari kalangan shahabat dantaabi'iin– menjawab dengan jawaban yang mudah, ringkas, dan jelas. Berikut riwayatnya :حدثني أبي رحمه الله حدثنا سريج بن النعمان حدثنا عبدالله بن نافع قال كان مالك بن أنس يقول الايمان قول وعمل ويقول كلم الله موسى وقال مالك الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيءTelah menceritakan kepadaku ayahkurahimahullah: Telah menceritakan kepada kami Suraij bin An-Nu'maan : Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Naafi', ia berkata : "Maalik bin Anas pernah berkata : 'Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, Allah berbicara kepada Muusaa,Allah berada di langit dan ilmu-Nya ada di setiap tempat – tidak ada sesuatupun yang luput dari-Nya" [Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin Ahmad dalamAs-Sunnah, hal. 280 no. 532; shahih].Diriwayatkan juga oleh Abu Daawud dalamMasaail-nya hal. 263, Al-Aajuriiy dalamAsy-Syarii'ah, 2/67-68 no. 695-696, Al-Laalikaa'iy dalamSyarh Ushuulil-I'tiqaadhal. 401 no. 673, Ibnu 'Abdil-Barr dlamAt-Tamhiid7/138, dan Ibnu Qudaamah dalamItsbaatu Shifaatil-'Ulluwhal. 166 no. 76.Suraij bin An-Nu'maan bin Marwaan Al-Jauhariy, Abul-Hasan (atau Abul-Husain) Al-Baghdaadiy; seorang yangtsiqah, sedikit melakukan kekeliruan. Wafat tahun 117 H [Taqriibut-Tahdziib, hal. 366 no. 2231].'Abdullah bin Naafi' bin Abi Naafi' Ash-Shaaigh Al-Makhzuumiy, Abu Muhammad Al-Madaniy; seorang yangtsiqah,shahiihul-kitaab, namun pada hapalannya terdapat kelemahan (layyin). Wafat tahun 206 H [idem, hal. 552, no. 3683].Namun, kalangan Asyaa'irah[2]lagi-lagi berusaha menafikkanatsarini. Merekamelemahkannya darifaktor 'Abdullah bin Naafi', karena sebagianhuffadhmengkritik hapalannya. Namun alasan ini tidaklah valid. Disamping pujian ulama tentang ketsiqahannya secara khusus[3], maka ia juga dikenalshaahibuMaalik dalam periwayatandan lebih diutamakan dibanding yang lainnya.Ibnu Sa'drahimahullahberkata :كان قد لزم مالك بن أنس لزوما شديدا لا يقدم عليه أحد"Ia melazimi Maalik bin Anas dengan amat sangat, tidak ada seorang pun yang mendahuluinya".Ibnu 'Adiyrahimahullahberkata :روى عن مالك غرائب ، و هو فى رواياته مستقيم الحديث"Ia meriwayatkan beberapa riwayatghariibdari Maalik. Dan ia dalam riwayatnya (Maalik)mustaqiimul-hadiits".Ibnu Ma'iinrahimahullahberkata :وعبد الله بن نافع ثبت فيه"Dan 'Abdullah bin Naafi'tsabtdalam riwayat Maalik".Ahmad bin Hanbalrahimahullahberkata :كان عبد الله بن نافع أعلم الناس برأى مالك و حديثه ، كان يحفظ حديث مالك كله ثم دخله بآخرة شك"'Abdullah bin Naafi' adalah orang yang paling mengetahui tentang pendapat dan hadits Maalik. Ia menghapal semua hadits Maalik, namun timbul keraguan di akhir hayatnya".Abu Daawudrahimahullahberkata :وكان عبد الله عالما بمالك ، و كان صاحب فقه"'Abdullah adalah seorang 'aalimtentang Maalik, seorang ahli fiqh".Ahmad bin Shaalih Al-Mishriyrahimahullahberkata :كان أعلم الناس بمالك، و حديثه"Ia adalah orang yang paling mengetahui tentang Maalik dan haditsnya".[lihat :Tahdziibut-Tahdziib, 6/52].Dan khusus Al-Imaam Ahmad (yang perkataannya di atas sering dijadikan alasan untuk melemahkanatsarini), maka beliau menyepakati apa yang dikatakan Al-Imaam Maalik bin Anasrahimahullahdengan periwayatan dari 'Abdullah bin Naafi' ini.حدثنا أبو الفضل جعفر بن محمد الصندلى قال : حدثنا الفضل بن زياد قال : سمعت أبا عبد الله أحمد بن حنبل يقول : قال مالك بن أنس : الله عز وجل في السماء وعلمه في كل مكان ، لا يخلو منه مكان ، فقلت : من أخبرك عن مالك بهذا ؟ قال : سمعته من شريح بن النعمان ، عن عبد الله بن نافعTelah menceritakan kepada kami Abul-Fadhl Ja'far bin Muhammad Ash-Shandaliy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl bin Ziyaad, ia berkata : Aku mendengar Abu 'Abdillah Ahmad bin Hanbal berkata : Telah berkata Maalik bin Anas : "Allah'azza wa jallaberada di langit dan ilmu-Nya ada di setiap tempat. Tidak ada sesuatupun yang luput dari-Nya". Lalu aku (Al-Fadhl bin Ziyaad) berkata : "Siapakah yang mengkhabarkan kepadamu dari Maalik perkataan ini ?". Ahmad berkata : "Aku mendengarnya dari Syuraih bin An-Nu'maan, dari 'Abdullah bin Naafi'" [Diriwayatkan oleh Al-Aajuriiy dalamAsy-Syarii'ah, no. 696].Dan kemudian ia (Ahmad) berhujjah dalam masalah 'aqidah ini seperti dikatakan Maalik, sebagaimana terdapat dalam riwayat :فقال يوسف بن موسى القطان شيخ أبي بكر الخلال قيل لأبي عبد الله : الله فوق السماء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال : نعم هو على عرشه ولا يخلو شيء من علمهTelah berkata Yuusuf bin Muusaa Al-Qaththaan, syaikh Abu Bakr Al-Khallaal : Dikatakan kepada Abu 'Abdillah : "Apakah Allah berada di atas langit yang tujuh, di atas 'Arsy-Nya, berbeda dengan makhluk-Nya, serta kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya ada di setiap tempat ?". Ia (Ahmad) menjawab : "Benar, Allah ada di atas 'Arsy-Nya, tidak ada sesuatupun yang luput dari ilmu-Nya" [Diriwayatkan oleh Al-Khallaal sebagaimana disebutkan oleh Adz-Dzahabiy dalamAl-'Ulluwhal. 130; shahih].Banyak riwayat-riwayat Al-Imam Ahmad yang menjelaskan hal yang semisal.Al-Laalikaa'iyrahimahullahberkata :وقال عز وجل (يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُالصَّالِحُ يَرْفَعُهُ) وقال : (أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ) وقال : (وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً) فدلت هذه الآيات أنه تعالىفي السماء وعلمه بكل مكان من أرضه وسمائه . وروى ذلك من الصحابة : عن عمر ، وابن مسعود ، وابن عباس ، وأم سلمة ومن التابعين : ربيعة بن أبي عبد الرحمن ، وسليمان التيمي ، ومقاتل بن حيان وبه قال من الفقهاء : مالك بن أنس ، وسفيان الثوري ، وأحمد بن حنبل"Dan Allah'azza wa jallaberfirman :'Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya'(QS. Faathir : 10).'Apakah kamu merasa aman terhadapAllah yang di langitkalau Dia hendak menjungkir-balikkan bumi beserta kamu sekalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang'(QS. Al-Mulk : 16). 'Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga'(QS. Al-An'aam : 61). Maka ayat-ayat ini menunjukkan bahwasannyaAllahta'alaberada di atas langit dan ilmu-Nya berada di setiap tempat di bumi dan langit-Nya. Dan diriwayatkan hal itu dari kalangan shahabat : 'Umar, Ibnu Mas'uud, Ibnu 'Abaas, Ummu Salamah; dan dari kalangantabi'iin: Rabii'ah bin Abi 'Abdirrahmaan, Sulaimaan At-Taimiy, Muqaatil-bin Hayyaan; dan dengannya dikatakan oleh parafuqahaa':Maalik bin Anas, Sufyaan Ats-Tsauriy, danAhmad bin Hanbal" [Syarh Ushuulil-I'tiqaad, hal. 387-388].Ibnu 'Abdil-Barrrahimahullahmenjelaskanijma'perkataan Al-Imaam Maalik di atas dengan perkataannya :علماء الصحابة والتابعين الذين حمل عنهم التأويل قالوا في تأويل قوله عز وجل (مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ) هو على العرش، وعلمه في كل مكان، وما خالفهم في ذلك أحد يحتج بقوله"'Ulama dari kalangan shahabat dan taabi'iin yang diambilta'wilmereka berkata tentangta'wilfirman-Nya'azza wa jalla: 'Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya'(QS. Al-Mujaadilah : 7) : 'Allah berada di atas 'Arsy, dan ilmu-Nya berada di setiap tempat'.Tidak ada seorangpun yang dijadikan hujjah perkataannya yang menyelisihi mereka" [Itsbaatu Shifaatil-'Ulluwoleh Ibnu Qudaamah, hal. 166 no. 77].Perlu dicatat, Ibnu 'Abdil-Barrahimahullahadalahfuqahaa'dan ahli-hadits madzhab Maalikiyyah yang tentunya lebih mengetahui madzhab Al-Imaam Maalik dibandingkan lainnya.Kesimpulannya : Shahih perkataan Al-Imaam Maalik bin Anasrahimahullahbahwasannya Allahta'alaberada di atas langit, dan ilmu-Nyalah yang berada di setiap tempat. Inilah madzhab salaf, bukan madzhab Asyaa'irah.Wallaahu a'lam.[abul-jauzaa' – perum ciper, ciomas, bogor – 1432 H].NB : Kira-kira, orang-orang Asyaa'irah jika ditanya : 'dimanakah Allah ?' dapat langsung bergegas menjawab : 'di atas langit' gak ya ?.

No comments:

Post a Comment