14 December 2010

Ceramah pg, puasa asyura

Azh-Zhain bin Al-Mughirah berkata : "Pendapat terbanyak mengatakan bahwa
yang dimaksud 'Asyura adalah tanggal sepuluh pada bulan Muharram, dan
pendapat ini lebih sesuai jika dilihat dari akar katanya dan penamaannya.

Hukum Puasa 'Asyura

Para ulama sepakat bahwa hukum puasa 'Asyura adalah sunnah, dan mereka
berbeda pendapat mengenai hukumnya pada masa permulaan Islam tatkala
disyariatkan sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan. Abu Hanifah
berpendapat bahwa pada awalnya diwajibkan kemudian dihapus, dan
diriwayatkan dari Imam Ahmad akan sunnahnya, begitu juga ucapan jumhur
ulama, karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara umum tentang puasa
tersebut, bahkan beliau bersabda :

» هذا يوم عاشوراء, وأنا صائم فيه, فمن شاء صام ومن شاء أفطر «

" Hari ini adalah hari 'Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa
yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka "

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :

" Disunnahkan bagi yang puasa pada hari 'Asyura untuk berpuasa pada tanggal
sembilannya, karena hal tersebut adalah perintah rasulullah saw yang paling
akhir".

Hikmah Puasa 'Asyura dan Puasa Tanggal Sembilannya.

Adapun puasa tanggal sembilannya adalah untuk menjaga puasa 'Asyura, juga
untuk menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi yang juga berpuasa
hanya pada hari itu saja. Dengan menggabungkan kedua hari itu maka syariat
tersebut menjadi berbeda dari ajaran Yahudi. Adapun puasa 'Asyura itu
sendiri karena pada hari tersebut terjadi beberapa kejadian yang baik,
diantaranya : Selamatnya Musa alaihissalam dan para pengikutnya serta
tenggelamnya musuh Allah, Fir'aun beserta kaumnya, begitu juga terjadinya
beberapa tanda-tanda kebesaran Allah terhadap makhluknya, sesuatu yang
layak untuk di syukuri.

Keutamaan Puasa 'Asyura.

Terdapat riwayat dalam shahih Muslim dari Abi Qatadah bahwa seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa 'Asyura, maka beliau
bersabda : "Saya berharap agar 'Allah menghapus dosa-dosa setahun
sebelumnya "

Urutan Derajat Puasa 'Asyura

Derajat pertama dan yang paling utama, adalah dengan melakukan puasa tiga
hari, yaitu tanggal sembilan, sepuluh dan sebelas.

Derajat kedua, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan dan sepuluhnya,
sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Muslim dari Ibnu Abbas
radiallahuanhu, dia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Jika saya masih
ada pada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya (bersama
tanggal sepuluh)", dan dari Ibnu Abbas juga, beliau bersabda " Puasalah
kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang
Yahudi ".

Derajat ketiga, yaitu dengan berpuasa hanya pada tanggal sepuluhnya saja,
sebagaimana dari Ibnu Abbas dia berkata : "Kami diperintahkan Rasulullah
saw untuk berpuasa pada hari 'Asyura"

Apa Derajat Yang Paling Utama ?

Yang paling utama dari ketiga derajat tersebut adalah derajat yang
pertama, karena berpuasa pada hari-hari tersebut akan mendapatkan beberapa
manfaat, diantaranya:

1. Akan mendapatkan ganjaran puasa sebuan penuh, sebagaimana hadits
Abdullah bin Amr bin Ash radialluhanhu, dia berkata, Rasulullah saw
bersabda : "tiga hari pada setiap bulan bagaikan puasa selamanya ".

2. Karena puasa pada bulan ini adalah puasa yang utama setelah puasa
Ramadhan, sebagaimana hadits Ibnu Abbas radiallahunhu, dia berkata : "Aku
tidak pernah melihat Rasulullah saw memperhatikan sebuah puasa dan
mengutamakannya atas yang lainnya, kecuali hari ini, yaitu hari 'Asyura,
dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan ".

3. Menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi, sebagaimana hadits
Ibnu Abbas : "Berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya ".

4. Mengikuti jejak Rasulullah saw yang merupakan sunnahnya dengan
mengamalkannya dan mendakwahkannya, sebagai bentuk ibadah yang utama kepada
Allah swt.

5. Dapat menghapus dosa-dosa setahun penuh, berdasarkan hadits Qatadah
radiallahunhu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda : "Dan hari 'Asyura
dapat menghapus (dosa-dosa) setahun sebalumnya ".

Akhi yang saya cintai, ada yang ingin saya saya sampaikan kepada anda:
Walaupun bulan puasa (bulan Ramadan) telah berlalu, akan tetapi waktu
beramal tetap ada, begitu juga dengan berpuasa, tetap disyariatkan setiap
waktu -segala puji bagi Allah-. Rasulullah saw berpuasa pada hari 'Asyura
dan beliau memerintahkan untuk berpuasa sebelum disyariatkannya puasa
Ramadhan. Sesungguhnya puasa 'Asyura adalah sunnah dari Rasulullah, jika
diamalkan dan didakwahkan dengan ucapan dan perbuatan, maka hal tersebut
merupakan ibadah yang sangat utama kepada Allah, karena siapa yang
menghidupkan sunnah, mengamalkannya dan menyebarkannya diantara manusia
maka baginya dua pahala, pahala dia beramal dan pahala menghidupkan sunnah
tersebut, maka selayaknya bagi setiap muslim untuk melakukannya.

Karena pada hakekatnya umur kita adalah apa yang kita isi didalamnya dengan
ketaatan kepada Allah swt, selebihnya akan belalu begitu saja tanpa nilai,
dan akan menyesallah orang yang menyia-nyiakan kesempatannya, pada saat
tidak berguna lagi penyesalan.

Apakah Terdapat Kekhususan Lain Pada Hari 'Asyura :

Doktor Shaleh As-Sadlan berkata :

" Tidak ada kekhususan lain pada hari ini kecuali puasa, adapun yang
dituliskan beberapa kitab dan yang disebutkan sebagian fuqoha, bahwa
disunnahkan pada hari tersebut melebihkan nafkah untuk keluarga dan
menjadikannya menyerupai hari 'Ied, tidak terdapat dalil yang shahih
didalamnya.

Beberapa Bid'ah Pada Hari 'Asyura.

Kini kita merenung sejenak tentang hari 'Asyura, hari mulia yang
didalamnya Allah selamatkan Musa alaihissalam dan para pengikutnya dari
Firaun dan kaumnya, kemudian dirubah oleh sebagian kaum muslimin di
sebagian negri-negri Islam menjadi acara kendurian. Para ulama telah
menerangkan semua itu sebagai bid'ah yang diharamkan dan bukan bagian dari
ajaran Islam akan tetapi lebih dekat kepada ajaran jahiliyah. Akan anda
dapatkan sebagian diantara mereka menghindari perhiasan dan kesenangan,
yang demikian itu untuk memperingati terbunuhnya Husain radiallahu'anhu.
Benar, terbunuhnya beliau membuat kaum muslimin sangat sedih, akan tetapi
apakah itu berarti kita harus selalu mengorek luka lama ? Tidak, sebab yang
demikian itu akan menjadikan kaum muslimin berpecah belah dan menumbuhkan
fanatisme, serta membiarkan musuh-musuh mengambil kesempatan masuk
didalamnya. Diantara bid'ah yang lain adalah membuat makanan yang berbeda
dari biasanya, seperti dengan menambahkan biji-bijian atau yang lain, atau
mengganti baju dan melapangkan nafkah bagi keluarga, atau membeli kebutuhan
setahun pada hari itu, atau melakukan ibadah tertentu seperti shalat,
menyembelih hewan, menyimpan daging korban untuk dimasak pada hari itu,
memakai celak mata, saling bersalam-salaman, saling berziarah, mengunjungi
masjid atau kuburan, atau menampar pipi dan merobek kantong baju sebagai
tanda bela sungkawa seperti cara jahiliyah. Semua itu adala perbuatan bi'ah
dan kemungkaran yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw, juga
Khulafaurrasyidun dan orang-orang sesudahnya, juga tidak ada para imam yang
menganjurkannya. Sesungguhnya yang sangat dibenci Islam adalah
mengulang-ngulang kesedihan, maka bagaimana mereka melakukan hal yang
demikian tersebut. Bagi setiap muslim seharusnya menjauhi perbuatan bid'ah,
karena sebaik-baiknya perbuatan adalah mengikuti Rasulullah saw dan
seburuk-buruknya perbuatan adalah menjauhi ajaran Rasulullah saw, karena
setiap bi'ah adalah sesat dan setiap kesesatan kedalam neraka.

Fir'adi Nashruddin Abu Ja'far

Related posts:30 Renungan Seputar Hari 'Asyura
Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
KETENTUAN BERBUKA PUASA
Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal
Puasa Anak Kecil di Bulan Ramadhan

No comments:

Post a Comment