12 December 2010

Bocah Kembar ini Diikat 10 Tahun Ditinggal Kerja oleh Orangtua nya

Ayahnya bernama Li Wancheng warga provinsi Yunnan, China tak peduli apa kata tetangga ketika ia harus meninggalkan dua bocah kembar itu selama bekerja. Li Luqin dan Shuangkin (12) kadang diikat di pohon, pagar, pinggir jalan atau diikat dengan beban berat agar tak kabur meninggalkan lokasi ituDua bocah kembar diikat oleh orangtuanya agar tidak kabur membahayakan sejak 10 tahun selama ditinggal kerja. Bocah bernama Li Luqin dan Shuangkin kini sudah berusia 12 tahun dan harus menjalani "disiplin" dari orangtuanya sejak mereka masih berusia 2 tahun.Ayahnya bernama Li Wancheng warga provinsi Yunnan, China tak peduli apa kata tetangga ketika ia harus meninggalkan dua bocah kembar itu selama bekerja. Li Luqin dan Shuangkin (12) kadang diikat di pohon, pagar, pinggir jalan atau diikat dengan beban berat agar tak kabur meninggalkan lokasi itu.Orangtuanya melarang bocah kembar itu untuk melihat dunia dan bermain dengan anak sebayanya dengan alasan agar tidak membahayakan dirinya sendiri. Li Wancheng berkeyakinan bahwa anak kembarnya itu menderita masalah mental.Kadang dua bocah itu diikat dalam satu ikatan tapi di lain waktu diikat secara terpisah. Perlakuan pasung sudah dialami bocah perempuan kembar itu sejak berusia 2 tahun. Jika ada orang lewat maka akan marah begitu melihat dua bocah manis itu meronta minta tolong dan tidak jarang bocah kembar itu malah menjadi tontonan.Tiap hari, ayahnya mengikat di tali pergelangan tangannya dikaitkan dengan pohon atau pagar agar tidak pergi bermain. Ayahnya mengaku belum memiliki cukup dana untuk membawa dua bocah itu berobat ke dokter, walau sudah berusaha mengirit dalam hidupnya."Mereka itu tidak normal sejak lama. Saya harus berhemat untuk memberikan pengobatan padanya. Saya hanya memiliki tabungan 1.000 yuan (Rp 1,2 juta). Kami bekerja di Beijing," ujar Wancheng.Dailymail tidak menjelaskan apa penyakit dua bocah itu menurut penilaian orangtuanya. Demikian juga matapencaharian apa yang ditekuni oleh orangtuanya hingga harus pergi tiap hari kerja ke Beijing ibukota China. (*) Ayahnya bernama Li Wancheng warga provinsi Yunnan, China tak peduli apa kata tetangga ketika ia harus meninggalkan dua bocah kembar itu selama bekerja. Li Luqin dan Shuangkin (12) kadang diikat di pohon, pagar, pinggir jalan atau diikat dengan beban berat agar tak kabur meninggalkan lokasi ituDua bocah kembar diikat oleh orangtuanya agar tidak kabur membahayakan sejak 10 tahun selama ditinggal kerja. Bocah bernama Li Luqin dan Shuangkin kini sudah berusia 12 tahun dan harus menjalani "disiplin" dari orangtuanya sejak mereka masih berusia 2 tahun.Ayahnya bernama Li Wancheng warga provinsi Yunnan, China tak peduli apa kata tetangga ketika ia harus meninggalkan dua bocah kembar itu selama bekerja. Li Luqin dan Shuangkin (12) kadang diikat di pohon, pagar, pinggir jalan atau diikat dengan beban berat agar tak kabur meninggalkan lokasi itu.Orangtuanya melarang bocah kembar itu untuk melihat dunia dan bermain dengan anak sebayanya dengan alasan agar tidak membahayakan dirinya sendiri. Li Wancheng berkeyakinan bahwa anak kembarnya itu menderita masalah mental.Kadang dua bocah itu diikat dalam satu ikatan tapi di lain waktu diikat secara terpisah. Perlakuan pasung sudah dialami bocah perempuan kembar itu sejak berusia 2 tahun. Jika ada orang lewat maka akan marah begitu melihat dua bocah manis itu meronta minta tolong dan tidak jarang bocah kembar itu malah menjadi tontonan.Tiap hari, ayahnya mengikat di tali pergelangan tangannya dikaitkan dengan pohon atau pagar agar tidak pergi bermain. Ayahnya mengaku belum memiliki cukup dana untuk membawa dua bocah itu berobat ke dokter, walau sudah berusaha mengirit dalam hidupnya."Mereka itu tidak normal sejak lama. Saya harus berhemat untuk memberikan pengobatan padanya. Saya hanya memiliki tabungan 1.000 yuan (Rp 1,2 juta). Kami bekerja di Beijing," ujar Wancheng.Dailymail tidak menjelaskan apa penyakit dua bocah itu menurut penilaian orangtuanya. Demikian juga matapencaharian apa yang ditekuni oleh orangtuanya hingga harus pergi tiap hari kerja ke Beijing ibukota China.

No comments:

Post a Comment